Curug Tilu Leuwi Opat Parongpong, Mei 2017

-  C U R U G   T I L U   L E U W I   O P A T  -
Parongpong, Mei 2017



Random searching di Google membawa kami ke sebuah surga tersembunyi di Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat bernama Curug Tilu Leuwi Opat. Tempat wisata yang kami kunjungi kali ini berada di area Ciwangun Indah Camp, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Popularitas curug ini memang kalah populer bila dibandingkan dengan curug pelangi dan maribaya, namun keindahannya dapat bersaing dengan kedua curug kondang tersebut. Jalur yang menantang serta suasana hutan hujan tropis yang masih asri dan belum terlalu banyak terkena campur tangan manusia adalah kelebihan tempat ini. Bagi anda yang memiliki jiwa petualang, tempat ini bisa dijadikan sarana untuk sekedar mencari keringat dan melepaskan penat di akhir pekan.

Karena namanya yang belum terlalu populer dan jalur yang sedikit ekstrim, curug ini pun tidak terlalu ramai pengunjung. Jika membawa teman yang belum terbiasa berjalan kaki menembus medan berat, mungkin perjalanan menuju curug ini dapat terasa sangat berat. Beruntung, saya dan teman-teman saya sedikit banyak sudah terbiasa untuk berjalan kaki melewati jalur yang cukup ekstrim, jadi kami tidak mengalami kesulitan berarti selama satu jam berjalan kaki (hanya hampir terpeleset beberapa kali, kehausan, kaki lecet, sepatu menginjak lumpur, dll) *banyak dong kesulitannya itu mah ya.


Dari pintu gerbang CIC, kita hanya tinggal mengikuti jalan sampai tiba di pintu masuk Curug Tilu Leuwi Opat. Berbeda dengan Curug Pelangi dan Curug Maribaya, akses menuju titik utama tempat wisata ini tergolong cukup sulit, karena kita harus berjalan menembus hutan tropis yang medannya cukup terjal dan licin selama lebih dari satu jam. Hindari mengenakan flatshoes atau semacamnya, karena hal tersebut hanya akan menambah resiko untuk terpeleset.
             
https://www.instagram.com/mabdsom/
Sesuai dengan namanya, di tempat wisata ini terdapat lebih dari satu curug besar. Setelah berjalan lebih dari setengah jam, kami menemukan sebuah curug besar. Gemericik air yang beterbangan di udara karena pantulan dengan batu-batu yang berada di bawah curug tersebut membuat udara di sekitarnya menjadi luar biasa segar. Namun, hal tersebut juga membuat jalan di sekitarnya (yang menjadi rute kami) menjadi sangat licin, sehingga kami harus menjadi ekstra berhati-hati untuk melwati rute tersebut.

Tidak perlu basa-basi, kami segera mengeluarkan kamera dan muali popotoan babak pertama. Suasana hutan hujan tropis ditambah dengan air terjun setinggi lima belas meter ditambah hiasan tumbuhan khas hutan hujan tropis membuat suasana popotoan semakin asyik, karena seakan-akan kami sedang berada di hutan amazon saat itu. Namun, gemericik air akibat dari pantulan dengan batu-batu membuat kami harus lebih berhati-hati dengan kamera kami, agar tidak rusak akibat terlalu banyak terkena air. Setelah berfoto beberapa menit, kami melanjutkan perjalanan kembali.

Setelah berjalan beberapa saat, akhirnya kami tiba di penghujung tempat wisata ini, sebuah curug besar dengan kolam berarus deras adalah tujuan akhir kami. Karena cuaca yang mendung dan hampir hujan, kami segera memulai sesi popotan babak dua. Tidak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul dua siang. Setelah menunggu hujan berhenti beberapa menit, saya dan teman-teman saya memutuskan untuk menyudahi perjalanan kami hari ini dan kembali ke kosan masing-masing untuk beristirahat.


           

Best Regards,
Calvin Alfonso.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer